Jika menurut sumber Pantun Bogor diperkirakan Sindangbarang sudah ada semenjak jaman Kerajaan Sunda yang kurang lebihnya pada abad ke XII. Disinilah dahulunya terdapat sebuah Kerajaan Bawahan yang bernama Sindangbarang dan Ibukotanya di Kutabarang. Menurut dari cerita rakyat, dahulunya disini menjadi tempat digemblengnya para satria-satria kerajaan. Disini juga awal mula dari kebudayaan Sunda Bogor yang bertahan sampai saat ini yang diwujudkan dalam Upacara Adat Seren Taun.
Di Kampung budaya Sindangbarang ini terdapat 8 macam jenis kesenian Sunda yang sudah direvitalisasi dan dilestarikan oleh para penduduknya. Disini juga terdapat berbagai situs-situs purbakala peninggalan dari kerajaan Pajajaran yang berupa Bukit-bukit berundak. Di sindangbarang ini pada setiap satu tahun sekali diselenggarkan sebuah upacara adat Seren Taun yaitu upacara ungkapan rasa puji syukur masyarakat desa ini terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil Panen serta hasil bumi yang diperoleh pada tahun ini dan juga berharap agar hasil panen pada tahun depan akan menjadi lebih baik lagi.
Untuk menjaga serta melestarikan kesenian tradisional yang ada di kampung budaya ini, maka diselenggarakan juga pelatihan tari dan gamelan yang ditujukan untuk para generasi muda secara gratis, Anak-anak muda yang sudah mahir dalam bidang kesenian masing-masing akan di ikut sertakan dalam sebuah pementasan untuk menyambut tamu yang tentunya juga akan menambah penghasilan untuk diri mereka sendiri.
Untuk melestarikan benda-benda bersejarah dan situs-situs purbakala lainnya, kampung budaya ini bekerja sama dengan FIB UI dalam melakukan penelitian, dokumentasi serta menyelenggarakan seminar yang berhubungan dengan situs peninggalan dari kerajaan Pajajaran tersebut. Cerita rakyat tentang Sindangbarang tersebut juga sudah diujicoba dan dibukukan sendiri oleh teman-teman dari FIB UI.
Saat ini rumah-rumah adat beserta tradisi budaya yang ada di Kampung Budaya Sindangbarang ini sudah direkontruksi dan direvitalisasi dengan bimbingan dan juga petunjuk dari Bapak Anis Djatisunda yang merupakan seorang Sesepuh Sindangbarang dan Budayawan dari Jawa Barat. Revitalisasi budaya serta rumah-rumah adat tersebut memang perlu untuk dilakukan supaya orang sunda tidak kehilangan jatidirinya.
Tinggal bersama dengan kokolot adalah salah satu dari keunikan yang dimiliki kampung budaya Sindangbarang. Karena ini merupakan sebuah kampung budaya maka para tamu yang berkunjung juga akan merasakan suasana kehidupan perkampungan sehari-hari. Para tamu juga akan tinggal bersama dengan kokolot dan seniman yang tinggal di kampung budaya. Tamu yang datang berkunjung akan menemui suasana para ibu-ibu yang sedang menumbug padi di saung lisung, memasak yang masih menggunakan kayu bakar dan Hawu (sebuah kompor tradisional sunda), melihat para petani yang sedang bercocok tanam, belajar kesenian tradisional dan lain sebagainya.
Kegiatan Wisata Budaya yang telah diselenggarakan di Kampung Budaya Sindangbarang adalah murni dilakukan oleh para kokolot dari Kampung Budaya dalam rangka mencari biaya untuk pemeliharaan rumah-rumah adat yang telah dibangun oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat dan Pemkab Bogor dan tidak digunakan untuk tujuan komersil.
Adapun dana yang telah terkumpul dari hasil kunjungan para wisatawan dipergunakan untuk :
1. Operasional Kampung Budaya, termasuk mengganti ongkos para pengurus, listrik, pelatihan kesenian,
Perbaikan dan bangunan, Mendata Situs purbakala dan lain sebagainya.
2. Melakukan Revitalisasi kesenian tradisional Sunda, antara lain seperti Parebut Se'eng, Seni Gondang,
Kendang Pencak, Angklung gubrag, Seni Reog, Rampak Gendang, Calung, Jaipong.
3. Untuk Pagelaran Seni Tradisi Adu jaten Parebut Se'eng ( Adu kekuatan merebutkan se'eng "penanak nasi", Lomba Tutunggulan , Seminar Budaya
dan juga Kegiatan Upacara Adat Seren Taun.
Dengan berkunjung menuju Kampung Budaya Sindangbarang berarti Anda sudah membantu memperpanjang usia bangunan-bangunan adat di Kampung Budaya ini serta melestarikan kesenian tradisional Sunda
0 komentar:
Posting Komentar